Jumat, 22 November 2013

PENEMU SOLMISASI DALAM MUSIK

Tidak asing dalam pembelajaran musik dan menyanyikan melodi music, bahkan sering kita mendengar dan kadang melantunkan ;  DO….. RE….. MI…… FA…… SOL…… LA……SI….. DO  , ada  pula yang melantunkannya dengan  lafal; DO….RE…..MI…..FA…..SO……LA…..TI……DO. Itu adalah pelafalan notasi musik yang biasa dilambangkan dengan notasi balok atau pula dengan menggunakan notasi angka dalam susunan tangga nada.

Tahukah asal mula solmisasi tersebut di atas?. Ternyata yang pertamakali menemukan solmisasi adalah ilmuwan muslim,  Ishaq Al-Mausili (wafat 850 M) adalah seorang musisi Muslim terbesar di kancah dunia musik Arab pada zaman kekhalifahan.

Fakta penting ini, pertama kali diungkapkan oleh Jean Benjamin de la Borde seorang ilmuwan dan komponis Prancis dalam bukunya; Essai Surla Musique Ancienne et et Moderne (1780).  Jean Benjamin secara alphabet menyebutkan kalo solmisasi ini ditemukan oleh sarjana Muslim. Solmisasi itu terdiri atas silabels (solmisasi) dalam abjad Arab yaitu; Mi, Fa, Shad, La, Sin, Dal, dan Ra.

Menurut Jean Benjamin, notasi abjad arab ini kemudian ditransliterasikan oleh ilmuwan Eropa kedalam bahasa Latin, dan entah bagai mana diklaim sebagai Hymne St. Jhon ( Hymne St. Jhohanes), transliterasi ini dilakukan oleh pemusik Italia; Guido Van Arezzo (995-1050) yang usianya berbeda  jauh  dari Musisi Muslim ”Ishaq Al-Mausili” penemu sitem penulisan musik dengan solmisasi-nya.

Pada suatu waktu, Program British menayangkan acara sejarah musik yang menyatakan tanpa malu bahwa; Guido adalah penemu system solmisasi, tanpa sedikitpun mengungkapkan fakta temuan oleh ilmuwan Muslim. (Berarti membajak hak cipta tuh). Namun Jean, orang yang mengetahui sebenarnya, tidak rela terhadap pernyataan; “yang menemukan solmisasi itu Guido, sehingga Jean mengambil sikap bahwa solmisasi itu ditemukan oleh ilmuwan Muslim. Hal ini pula didukung oleh musisi Eropa lain diantaranya Guillaume Andre Villoteau (1759-1839) yang juga mengakui bahwa penemu solmisasi adalah ilmuwan Muslim.

Jean Benjamin de la Borde melakukan penelitian dengan cara membandingkan antara solmisasi dari Guido dengan solmisasi yang berabjad Arab agar pernyataan dia benar adanya. Mari kita bandingkan notasi di bawah ini:
Notasi Arab                        : Mi, Fa, Shad, La, Sin, Dal,  Ra
Notasi Guido                      : MI, Fa, Sol, La, Ti, Ut, Re
Notasi Musik kini              : Mi, Fa, Sol, La, Si, Do, Re
Kalau kita bandingkan antara ketiganya, ternya tidak ada perbedaan yang signifikan dalam penulisan solmisasi notasi musik. Makanya, kita harus merasa bangga terhadap Islam dan ilmuwan Muslim bahwa kalau notasi musik sudah dipergunakan oleh musisi muslim sejak abad ke-9.

Solmisasi diperkenalkan Ishaq Al-Mausili dalam bukunya, Book of Notes and Rhythms dan Great Book of Songs, yang begitu populer di Barat. Juga Musisi Muslim lainnya yang juga memperkenalkan solmisasi berabjad Arab adalah Ibn Al-Farabi (872 M-950 M) dalam Kitab Al-Mausiqul Kabir. Selain itu, Ziryab (789 M-857 M), seorang ahli musik dan ahli botani dari Baghdad, turut mengembangkan penggunaan solmisasi tersebut di Spanyol jauh sebelum Guiddo Arezzo munculde ngan notasi Guido’s Hand-nya.

Peradaban Barat kerap mengklaim bahwa Guido Arezzo adalah musisi yang pertama kali memperkenalkan solmisasi lewat notasi Guido’s Hand. Ternyata, notasi Guido’s Hand milik Guido van Arezzo hanyalah jiplakan dari notasi arab yang telah ditemukan dan digunakan sejak abad ke-9 oleh para ilmuwan Muslim.

Para ilmuwan yang telah menggunakannya, antara lain Yunus Alkatib (765 M), Al-Khalil (791 M), Al- Ma’mun (wafat 833 M), Ishaq Al- Mausili (wafat 850 M), dan Ibn Al- Farabi (872 M-950 M).
Ibn Firnas (wafat 888 M)
 pun turut berperan dalam penggunaan solmisasi tersebut di Spanyol. Karena, ia adalah orang yang memperkenalkan masyarakat Spanyol terhadap musik oriental dan juga merupakan orang yang pertama kali mengajarkannya di sekolah-sekolah Andalusia.


Guido van Arezzo mengetahui solmisasi tersebut dengan mempelajari Catalogna, sebuah buku teori musik berbahasa Latin yang berisi kumpulan penemuan ilmuwan Muslim di bidang musik. Solmisasi tersebut ditulis dalam Catalogna yang diterbitkan di Monte Cassino pada abad ke-11. Monte Cassino merupakan daerah di Italia yang pernah dihuni masyarakat Muslim dan juga pernah disinggahi oleh Constantine Afrika. Lagi-lagi, peradaban Barat mencoba memanipulasi sejarah.  

Sumber : Republika Online; myquran.org; masmoi                                                                     




Sabtu, 18 Februari 2012

Ciri-ciri Puisi

Puisi merupakan karya seni sastra yang menggunakan kata-kata indah dan banyak memiliki makna, yang mempunyai arti, bukan sesuatu yang kosong tanpa makna. Keindahan puisi disebabkan oleh kosakata, diksi, majas, rima, dan irama yang terdapat dalam karya sastra itu. Sedangkan kekayaan makna yang terdapat dalam puisi dikarenakan oleh pernyataan dalam puisi yang dilakukan dengan singkat, sehingga makna bahasa menjadi padat dan jelas. Bahasa yang digunakan dalam puisi tidak sama dengan bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, karena kata-kata yang dipergunakan banyak menggunakan kata bermakna konotatif yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran.

Puisi merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan ekspresi jiwa seseorang, yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1. Kata yang dipergunakan benar-benar mendukung makna dan memiliki nilai rasa.
  2. Merupakan ekspresi isi hati dan perasaan penulis puisi.
  3. Merupakan hasil ungkapan ide (gagasan) penulis yang disampaikan secara padat dan jelas penuh perhatian.
  4. Merupakan karangan yang pendek, singkat, dan penuh makana.
  5. Kepekaan hubungan antara kata terjalin dengan kreatif dan penuh imajinasi.

Minggu, 05 Februari 2012

Unsur-unsur Puisi

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang dapat dikaji dari berbagai aspek. Puisi dapat dikaji struktur dan unsur-unsurnya, mengingat struktur dan unsur-unsur itulah  yang membentuk puisi menjadi satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa dipisahkan dengan sarana kepuitisannya.Untuk menikmati karya sastra berupa puisi, kita harus memiliki pisau untuk membedahnya.Pisau pembedah puisi itu diantaranya adalah harus memahami dan mengetahui unsur-unsur puisi itu sendiri.
Struktur puisi mencakup struktur batin atau hakikat puisi dan struktur fisik atau metoda puisi. (1) Struktur  batin atau hakekat puisi adalah merupakan unsur hakiki yang menjiwai puisi, (2) Struktur fisik atau metoda puisi itu merupakan medium bagai mana hakekat itu diungkapkan.
Puisi mengandung makna keseluruhan yang tidak bisa dipisah-pisahkan, yang merupakan perpaduan dari unsur-unsur sebagai berikut: tema atau makna (sense), rasa (feeling), nada (tone), dan amanat atau tujuan (intention)
Berilut ini dibahas secara singkat dari ke-empat unsur puisi tersebut.

1. Makna (sense)

Makna yang terkandung dalam puisi itulah yang dimaksudkan dengan tema. dalam kamus besar bahasa Indonesia tema berarti pokok pikiran; dasar cerita yang dipercakapkan atau yang dipakai sebagai dasar mengarang atau menggubah puisi dan sebagainya. Jadi tema adalah merupakan pokok permasalahan atau inti pokok suatu puisi.

2. Rasa (feeling)

Rasa merupakan sikap sang penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam puisinya atau sikap penyair terhadap obyeknya. Misalnya sikap memuja serta penyerahan diri sepenuhnya terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan Jelas dapat kita baca dan kita nikmati dalam karya Chairil Anwar berikut ini.
 
Doa

Tuhanku
Dengan termangu
Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin dikelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku ngembara di negeri asing

Tuhanku
dipintumu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

3. Nada (tone)


Sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karyanya bisa disebut nada, atau dengan kata lain sikap penyair pada penikmat karyanya. Nada banyak berhubungan erat dengan tema dan rasa yang terkandung dalam suatu puisi. sebagai contoh; tentu saja kurang tepat apabila dalam tema kegagalan terdapat rasa keangkuhan serta nada yang menggembirakan.

4. Amanat atau tujuan (intention)

Manusia hidup memiliki tujuan, orang melakukan sesuatu tentu ada maksud. Orang belajar memiliki maksud dan tujuan.Tujuanlah yang mendorong orang melakukan sesuatu. Amanat; tujuan; ataupun maksud, ada pada setiap diri manusia walau disadari atau pun tidak oleh individunya. Demikian pula dengan penyair, sadar atau tidak sadar dia memiliki tujuan dengan puisi-puisinya.
Kalau kita telaah,  puisi adalah merupakan penyampaian ide atau gagasan dengan kata lain imajinasi yang begitu luas, yang dituangkan dengan menggunakan kata-kata yang relatif sedikit. Untuk memenuhi maksud atau tujuan yang telah diutarakan di atas, maka mau tak mau kita memerlukan suatu metoda yang baik untuk menuturkan kata-kata yang bermakna berupa sarana-sarana yang diperlukan untuk itu. diantaranya adalah :
  •  Diksi
       Diksi (diction) berarti pilihan kata. Kalau dipandang sepintas lalu maka kata-kata yang dipergunakan dalam puisi pada umumnya sama saja dengan kata-kata yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Secara kalamiah kata-kata yang dipergunakan dalam puisi dan dalam kehidupan sehari-hari memiliki makna yang sama, bahkan bunyi dan ucapan pun tidak ada perbedaan. Dengan pemilihan dan penggunaan kata-kata yang tepat penyair membuat karya sastra yang salah satunya puisi.
  • Imaji
      Penyair ingin menyuguhkan pengalaman batin yang pernah dialaminya kepada para penikmat karyanya. Penyair berupaya pula dengan sekuat daya agar para penikmat dapat melihat, mendengar, merasakan,  bahkan menyentuh, segala sesuatu yang terdapat dalam puisinya.
  • Kata nyata
      Salah satu cara untuk membangkitkan daya bayang atau imajinasi para penikmat suatu puisi adalah dengan cara menggunakan kata-kata yang tepat, konkrit yang dapat menyarankan suatu pengertian yang menyeluruh. Jadi yang dimaksud dengan kata nyata atau the concrete adalah kata yang konkrit dan khusus, bukan kata yang abstrak dan bersifat umum.
  • Majas
      Majas atau figurative language, merupakan bahasa kiasan atau gaya bahasa. Setiap orang, tentu ingin mengeluarkan pikiran dan pendapat dengan sejelas mungkin kepada orang lain. Kadang-kadang dengan kata-kata belumlah begitu jelas untuk menerangkan sesuatu; oleh karena itu dipergunakan persamaan , perbandingan serta kata-kata kias lainnya.
Misalnya :

           DI TENGAH SUNYI
Di tengah sunyi menderu rinduku,
Seperti Topan. Meranggutkan dahan,
Mencabutkan akar, meranggutkan kembang kalbuku.
                                                      (Rustam Effendi)


           PADAMU JUA
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
                  (Amir Hamzah)
  • Ritme dan Irama
Dalam kepustakaan Indonesia, ritme atau irama adalah turun naiknya suara secara teratur, sedangkan rima atau sajak adalah persamaan bunyi.

Misalnya:

Tuhanku
Dengan termangu
Aku masih menyambut namaMu