HYMNE SMAN 1 PABUARAN
DUDUNG, S.Pd.
Rabu, 29 Januari 2014
Jumat, 22 November 2013
PENEMU SOLMISASI DALAM MUSIK
Tidak asing dalam pembelajaran musik dan menyanyikan melodi music, bahkan sering kita mendengar dan kadang
melantunkan ; DO….. RE….. MI…… FA…… SOL……
LA……SI….. DO , ada pula yang melantunkannya dengan lafal; DO….RE…..MI…..FA…..SO……LA…..TI……DO. Itu
adalah pelafalan notasi musik yang biasa dilambangkan dengan notasi balok atau
pula dengan menggunakan notasi angka dalam susunan tangga nada.
Tahukah asal mula solmisasi
tersebut di atas?. Ternyata yang pertamakali menemukan solmisasi adalah ilmuwan
muslim, Ishaq Al-Mausili (wafat 850 M) adalah seorang musisi Muslim
terbesar di kancah dunia musik Arab pada zaman kekhalifahan.
Fakta penting ini, pertama kali
diungkapkan oleh Jean Benjamin de la Borde seorang ilmuwan dan komponis Prancis
dalam bukunya; Essai Surla Musique Ancienne et et Moderne (1780). Jean Benjamin secara alphabet menyebutkan
kalo solmisasi ini ditemukan oleh sarjana Muslim. Solmisasi itu terdiri atas
silabels (solmisasi) dalam abjad Arab yaitu; Mi, Fa, Shad, La, Sin, Dal, dan
Ra.
Menurut Jean Benjamin, notasi abjad
arab ini kemudian ditransliterasikan oleh ilmuwan Eropa kedalam bahasa Latin,
dan entah bagai mana diklaim sebagai Hymne St. Jhon ( Hymne St. Jhohanes), transliterasi
ini dilakukan oleh pemusik Italia; Guido Van Arezzo (995-1050) yang usianya
berbeda jauh dari Musisi Muslim ”Ishaq Al-Mausili” penemu sitem penulisan musik dengan
solmisasi-nya.
Pada suatu
waktu, Program British menayangkan acara sejarah musik yang menyatakan tanpa malu bahwa; Guido adalah penemu system solmisasi, tanpa sedikitpun mengungkapkan fakta
temuan oleh ilmuwan Muslim. (Berarti membajak hak cipta tuh). Namun Jean,
orang yang mengetahui sebenarnya, tidak rela terhadap pernyataan; “yang
menemukan solmisasi itu Guido, sehingga Jean mengambil sikap bahwa solmisasi
itu ditemukan oleh ilmuwan Muslim. Hal ini pula didukung oleh musisi Eropa lain
diantaranya Guillaume Andre Villoteau (1759-1839) yang juga mengakui bahwa
penemu solmisasi adalah ilmuwan Muslim.
Jean Benjamin de la Borde melakukan
penelitian dengan cara membandingkan antara solmisasi dari Guido dengan solmisasi yang berabjad Arab agar pernyataan dia benar adanya. Mari kita bandingkan
notasi di bawah ini:
Notasi Arab :
Mi, Fa, Shad, La, Sin, Dal, Ra
Notasi Guido :
MI, Fa, Sol, La, Ti, Ut, Re
Notasi Musik kini : Mi, Fa, Sol, La, Si, Do, Re
Kalau kita bandingkan antara ketiganya, ternya tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam penulisan solmisasi notasi musik. Makanya,
kita harus merasa bangga terhadap Islam dan ilmuwan Muslim bahwa kalau notasi musik sudah
dipergunakan oleh musisi muslim sejak abad ke-9.
Solmisasi diperkenalkan Ishaq Al-Mausili dalam bukunya, Book
of Notes and Rhythms dan Great Book of Songs, yang begitu populer di
Barat. Juga Musisi Muslim lainnya yang juga memperkenalkan solmisasi berabjad Arab adalah Ibn
Al-Farabi (872 M-950 M) dalam Kitab Al-Mausiqul Kabir. Selain
itu, Ziryab (789 M-857 M), seorang ahli musik dan ahli botani dari
Baghdad, turut mengembangkan penggunaan solmisasi tersebut di Spanyol jauh
sebelum Guiddo Arezzo munculde ngan notasi Guido’s
Hand-nya.
Peradaban Barat kerap
mengklaim bahwa Guido Arezzo adalah musisi yang pertama kali
memperkenalkan solmisasi lewat notasi Guido’s Hand. Ternyata, notasi Guido’s
Hand milik Guido van Arezzo hanyalah jiplakan dari notasi arab yang telah ditemukan
dan digunakan sejak abad ke-9 oleh para ilmuwan Muslim.
Para ilmuwan yang telah
menggunakannya, antara lain Yunus Alkatib (765 M), Al-Khalil (791 M),
Al- Ma’mun (wafat 833 M), Ishaq Al- Mausili (wafat 850 M), dan Ibn Al- Farabi
(872 M-950 M).
Ibn Firnas (wafat 888 M) pun turut berperan dalam penggunaan solmisasi tersebut di Spanyol. Karena, ia adalah orang yang memperkenalkan masyarakat Spanyol terhadap musik oriental dan juga merupakan orang yang pertama kali mengajarkannya di sekolah-sekolah Andalusia.
Ibn Firnas (wafat 888 M) pun turut berperan dalam penggunaan solmisasi tersebut di Spanyol. Karena, ia adalah orang yang memperkenalkan masyarakat Spanyol terhadap musik oriental dan juga merupakan orang yang pertama kali mengajarkannya di sekolah-sekolah Andalusia.
Guido van Arezzo mengetahui
solmisasi tersebut dengan mempelajari Catalogna, sebuah buku teori
musik berbahasa Latin yang berisi kumpulan penemuan ilmuwan Muslim di bidang
musik. Solmisasi tersebut ditulis dalam Catalogna yang diterbitkan di Monte
Cassino pada abad ke-11. Monte Cassino merupakan daerah di Italia yang
pernah dihuni masyarakat Muslim dan juga pernah disinggahi oleh Constantine
Afrika. Lagi-lagi, peradaban Barat mencoba memanipulasi sejarah.
Sumber : Republika Online; myquran.org; masmoi
|
Sabtu, 18 Februari 2012
Ciri-ciri Puisi
Puisi merupakan karya seni sastra yang menggunakan kata-kata indah dan banyak memiliki makna, yang mempunyai arti, bukan sesuatu yang kosong tanpa makna. Keindahan puisi disebabkan oleh kosakata, diksi, majas, rima, dan irama yang terdapat dalam karya sastra itu. Sedangkan kekayaan makna yang terdapat dalam puisi dikarenakan oleh pernyataan dalam puisi yang dilakukan dengan singkat, sehingga makna bahasa menjadi padat dan jelas. Bahasa yang digunakan dalam puisi tidak sama dengan bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, karena kata-kata yang dipergunakan banyak menggunakan kata bermakna konotatif yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran.
Puisi merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan ekspresi jiwa seseorang, yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
Puisi merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan ekspresi jiwa seseorang, yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Kata yang dipergunakan benar-benar mendukung makna dan memiliki nilai rasa.
- Merupakan ekspresi isi hati dan perasaan penulis puisi.
- Merupakan hasil ungkapan ide (gagasan) penulis yang disampaikan secara padat dan jelas penuh perhatian.
- Merupakan karangan yang pendek, singkat, dan penuh makana.
- Kepekaan hubungan antara kata terjalin dengan kreatif dan penuh imajinasi.
Minggu, 05 Februari 2012
Unsur-unsur Puisi
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang dapat dikaji dari berbagai aspek. Puisi dapat dikaji struktur dan unsur-unsurnya, mengingat struktur dan unsur-unsur itulah yang membentuk puisi menjadi satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa dipisahkan dengan sarana kepuitisannya.Untuk menikmati karya sastra berupa puisi, kita harus memiliki pisau untuk membedahnya.Pisau pembedah puisi itu diantaranya adalah harus memahami dan mengetahui unsur-unsur puisi itu sendiri.
Struktur puisi mencakup struktur batin atau hakikat puisi dan struktur fisik atau metoda puisi. (1) Struktur batin atau hakekat puisi adalah merupakan unsur hakiki yang menjiwai puisi, (2) Struktur fisik atau metoda puisi itu merupakan medium bagai mana hakekat itu diungkapkan.
Puisi mengandung makna keseluruhan yang tidak bisa dipisah-pisahkan, yang merupakan perpaduan dari unsur-unsur sebagai berikut: tema atau makna (sense), rasa (feeling), nada (tone), dan amanat atau tujuan (intention)
Berilut ini dibahas secara singkat dari ke-empat unsur puisi tersebut.
1. Makna (sense)
Makna yang terkandung dalam puisi itulah yang dimaksudkan dengan tema. dalam kamus besar bahasa Indonesia tema berarti pokok pikiran; dasar cerita yang dipercakapkan atau yang dipakai sebagai dasar mengarang atau menggubah puisi dan sebagainya. Jadi tema adalah merupakan pokok permasalahan atau inti pokok suatu puisi.
2. Rasa (feeling)
Rasa merupakan sikap sang penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam puisinya atau sikap penyair terhadap obyeknya. Misalnya sikap memuja serta penyerahan diri sepenuhnya terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan Jelas dapat kita baca dan kita nikmati dalam karya Chairil Anwar berikut ini.
Doa
Tuhanku
Dengan termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin dikelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku ngembara di negeri asing
Tuhanku
dipintumu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
3. Nada (tone)
Sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karyanya bisa disebut nada, atau dengan kata lain sikap penyair pada penikmat karyanya. Nada banyak berhubungan erat dengan tema dan rasa yang terkandung dalam suatu puisi. sebagai contoh; tentu saja kurang tepat apabila dalam tema kegagalan terdapat rasa keangkuhan serta nada yang menggembirakan.
4. Amanat atau tujuan (intention)
Manusia hidup memiliki tujuan, orang melakukan sesuatu tentu ada maksud. Orang belajar memiliki maksud dan tujuan.Tujuanlah yang mendorong orang melakukan sesuatu. Amanat; tujuan; ataupun maksud, ada pada setiap diri manusia walau disadari atau pun tidak oleh individunya. Demikian pula dengan penyair, sadar atau tidak sadar dia memiliki tujuan dengan puisi-puisinya.
Kalau kita telaah, puisi adalah merupakan penyampaian ide atau gagasan dengan kata lain imajinasi yang begitu luas, yang dituangkan dengan menggunakan kata-kata yang relatif sedikit. Untuk memenuhi maksud atau tujuan yang telah diutarakan di atas, maka mau tak mau kita memerlukan suatu metoda yang baik untuk menuturkan kata-kata yang bermakna berupa sarana-sarana yang diperlukan untuk itu. diantaranya adalah :
Misalnya :
DI TENGAH SUNYI
Di tengah sunyi menderu rinduku,
Seperti Topan. Meranggutkan dahan,
Mencabutkan akar, meranggutkan kembang kalbuku.
(Rustam Effendi)
PADAMU JUA
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
(Amir Hamzah)
Misalnya:
Tuhanku
Dengan termangu
Aku masih menyambut namaMu
Struktur puisi mencakup struktur batin atau hakikat puisi dan struktur fisik atau metoda puisi. (1) Struktur batin atau hakekat puisi adalah merupakan unsur hakiki yang menjiwai puisi, (2) Struktur fisik atau metoda puisi itu merupakan medium bagai mana hakekat itu diungkapkan.
Puisi mengandung makna keseluruhan yang tidak bisa dipisah-pisahkan, yang merupakan perpaduan dari unsur-unsur sebagai berikut: tema atau makna (sense), rasa (feeling), nada (tone), dan amanat atau tujuan (intention)
Berilut ini dibahas secara singkat dari ke-empat unsur puisi tersebut.
1. Makna (sense)
Makna yang terkandung dalam puisi itulah yang dimaksudkan dengan tema. dalam kamus besar bahasa Indonesia tema berarti pokok pikiran; dasar cerita yang dipercakapkan atau yang dipakai sebagai dasar mengarang atau menggubah puisi dan sebagainya. Jadi tema adalah merupakan pokok permasalahan atau inti pokok suatu puisi.
2. Rasa (feeling)
Rasa merupakan sikap sang penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam puisinya atau sikap penyair terhadap obyeknya. Misalnya sikap memuja serta penyerahan diri sepenuhnya terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan Jelas dapat kita baca dan kita nikmati dalam karya Chairil Anwar berikut ini.
Doa
Tuhanku
Dengan termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin dikelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku ngembara di negeri asing
Tuhanku
dipintumu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
3. Nada (tone)
Sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karyanya bisa disebut nada, atau dengan kata lain sikap penyair pada penikmat karyanya. Nada banyak berhubungan erat dengan tema dan rasa yang terkandung dalam suatu puisi. sebagai contoh; tentu saja kurang tepat apabila dalam tema kegagalan terdapat rasa keangkuhan serta nada yang menggembirakan.
4. Amanat atau tujuan (intention)
Manusia hidup memiliki tujuan, orang melakukan sesuatu tentu ada maksud. Orang belajar memiliki maksud dan tujuan.Tujuanlah yang mendorong orang melakukan sesuatu. Amanat; tujuan; ataupun maksud, ada pada setiap diri manusia walau disadari atau pun tidak oleh individunya. Demikian pula dengan penyair, sadar atau tidak sadar dia memiliki tujuan dengan puisi-puisinya.
Kalau kita telaah, puisi adalah merupakan penyampaian ide atau gagasan dengan kata lain imajinasi yang begitu luas, yang dituangkan dengan menggunakan kata-kata yang relatif sedikit. Untuk memenuhi maksud atau tujuan yang telah diutarakan di atas, maka mau tak mau kita memerlukan suatu metoda yang baik untuk menuturkan kata-kata yang bermakna berupa sarana-sarana yang diperlukan untuk itu. diantaranya adalah :
- Diksi
- Imaji
- Kata nyata
- Majas
Misalnya :
DI TENGAH SUNYI
Di tengah sunyi menderu rinduku,
Seperti Topan. Meranggutkan dahan,
Mencabutkan akar, meranggutkan kembang kalbuku.
(Rustam Effendi)
PADAMU JUA
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
(Amir Hamzah)
- Ritme dan Irama
Misalnya:
Tuhanku
Dengan termangu
Aku masih menyambut namaMu
Langganan:
Postingan (Atom)