Minggu, 05 Februari 2012

Unsur-unsur Puisi

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang dapat dikaji dari berbagai aspek. Puisi dapat dikaji struktur dan unsur-unsurnya, mengingat struktur dan unsur-unsur itulah  yang membentuk puisi menjadi satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa dipisahkan dengan sarana kepuitisannya.Untuk menikmati karya sastra berupa puisi, kita harus memiliki pisau untuk membedahnya.Pisau pembedah puisi itu diantaranya adalah harus memahami dan mengetahui unsur-unsur puisi itu sendiri.
Struktur puisi mencakup struktur batin atau hakikat puisi dan struktur fisik atau metoda puisi. (1) Struktur  batin atau hakekat puisi adalah merupakan unsur hakiki yang menjiwai puisi, (2) Struktur fisik atau metoda puisi itu merupakan medium bagai mana hakekat itu diungkapkan.
Puisi mengandung makna keseluruhan yang tidak bisa dipisah-pisahkan, yang merupakan perpaduan dari unsur-unsur sebagai berikut: tema atau makna (sense), rasa (feeling), nada (tone), dan amanat atau tujuan (intention)
Berilut ini dibahas secara singkat dari ke-empat unsur puisi tersebut.

1. Makna (sense)

Makna yang terkandung dalam puisi itulah yang dimaksudkan dengan tema. dalam kamus besar bahasa Indonesia tema berarti pokok pikiran; dasar cerita yang dipercakapkan atau yang dipakai sebagai dasar mengarang atau menggubah puisi dan sebagainya. Jadi tema adalah merupakan pokok permasalahan atau inti pokok suatu puisi.

2. Rasa (feeling)

Rasa merupakan sikap sang penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam puisinya atau sikap penyair terhadap obyeknya. Misalnya sikap memuja serta penyerahan diri sepenuhnya terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan Jelas dapat kita baca dan kita nikmati dalam karya Chairil Anwar berikut ini.
 
Doa

Tuhanku
Dengan termangu
Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin dikelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku ngembara di negeri asing

Tuhanku
dipintumu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

3. Nada (tone)


Sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karyanya bisa disebut nada, atau dengan kata lain sikap penyair pada penikmat karyanya. Nada banyak berhubungan erat dengan tema dan rasa yang terkandung dalam suatu puisi. sebagai contoh; tentu saja kurang tepat apabila dalam tema kegagalan terdapat rasa keangkuhan serta nada yang menggembirakan.

4. Amanat atau tujuan (intention)

Manusia hidup memiliki tujuan, orang melakukan sesuatu tentu ada maksud. Orang belajar memiliki maksud dan tujuan.Tujuanlah yang mendorong orang melakukan sesuatu. Amanat; tujuan; ataupun maksud, ada pada setiap diri manusia walau disadari atau pun tidak oleh individunya. Demikian pula dengan penyair, sadar atau tidak sadar dia memiliki tujuan dengan puisi-puisinya.
Kalau kita telaah,  puisi adalah merupakan penyampaian ide atau gagasan dengan kata lain imajinasi yang begitu luas, yang dituangkan dengan menggunakan kata-kata yang relatif sedikit. Untuk memenuhi maksud atau tujuan yang telah diutarakan di atas, maka mau tak mau kita memerlukan suatu metoda yang baik untuk menuturkan kata-kata yang bermakna berupa sarana-sarana yang diperlukan untuk itu. diantaranya adalah :
  •  Diksi
       Diksi (diction) berarti pilihan kata. Kalau dipandang sepintas lalu maka kata-kata yang dipergunakan dalam puisi pada umumnya sama saja dengan kata-kata yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Secara kalamiah kata-kata yang dipergunakan dalam puisi dan dalam kehidupan sehari-hari memiliki makna yang sama, bahkan bunyi dan ucapan pun tidak ada perbedaan. Dengan pemilihan dan penggunaan kata-kata yang tepat penyair membuat karya sastra yang salah satunya puisi.
  • Imaji
      Penyair ingin menyuguhkan pengalaman batin yang pernah dialaminya kepada para penikmat karyanya. Penyair berupaya pula dengan sekuat daya agar para penikmat dapat melihat, mendengar, merasakan,  bahkan menyentuh, segala sesuatu yang terdapat dalam puisinya.
  • Kata nyata
      Salah satu cara untuk membangkitkan daya bayang atau imajinasi para penikmat suatu puisi adalah dengan cara menggunakan kata-kata yang tepat, konkrit yang dapat menyarankan suatu pengertian yang menyeluruh. Jadi yang dimaksud dengan kata nyata atau the concrete adalah kata yang konkrit dan khusus, bukan kata yang abstrak dan bersifat umum.
  • Majas
      Majas atau figurative language, merupakan bahasa kiasan atau gaya bahasa. Setiap orang, tentu ingin mengeluarkan pikiran dan pendapat dengan sejelas mungkin kepada orang lain. Kadang-kadang dengan kata-kata belumlah begitu jelas untuk menerangkan sesuatu; oleh karena itu dipergunakan persamaan , perbandingan serta kata-kata kias lainnya.
Misalnya :

           DI TENGAH SUNYI
Di tengah sunyi menderu rinduku,
Seperti Topan. Meranggutkan dahan,
Mencabutkan akar, meranggutkan kembang kalbuku.
                                                      (Rustam Effendi)


           PADAMU JUA
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
                  (Amir Hamzah)
  • Ritme dan Irama
Dalam kepustakaan Indonesia, ritme atau irama adalah turun naiknya suara secara teratur, sedangkan rima atau sajak adalah persamaan bunyi.

Misalnya:

Tuhanku
Dengan termangu
Aku masih menyambut namaMu











Tidak ada komentar:

Posting Komentar